Kamis, 10 Desember 2015

Perawatan pada Bayi Baru Lahir

Edit Posted by with No comments

Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia. Pada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang ekstra karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi (Rudolf, 2006).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyatakan bahwa angka kematian bayi dalam usia 28 hari pertama masih cukup tinggi yaitu sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian bayi dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik. Selain itu, penyebab tingginya kematian bayi dalam usia 28 hari pertama adalah kurang baiknya penanganan dan perawatan bayi baru lahir.
  1. Pencegahan infeksi
  2. Penilaian bayi baru lahir
  3. Pencegahan kehilangan panas
  4. Asuhan tali pusat
  5. Inisiasi menyusu dini (IMD)
  6. Pencegahan perdarahan
  7. Pemberian imunisasi
  8. Pemeriksaan bayi baru lahir
Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat segera setelah bayi lahir. Cara pencegahan infeksi adalah sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi; memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi; memastikan peralatan yang digunakan steril; dan memastikan semua pakaian maupun perlengkapan bayi dalam keadaan bersih.
Penilaian Bayi Baru Lahir
Penilaian awal yang dilakukan segera setelah lahir adalah dengan menjawab 4 pertanyaan, yaitu:
  1. Apakah bayi cukup bulan?
  2. Apakah air ketuban jenih dan tidak bercampur mekonium?
  3. Apakah bayi menangis atau bernafas?
  4. Apakah tonus otot bayi baik?
Pencegahan Kehilangan Panas
Sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, segera lakukan upaya pencegahan kehilangan panas agar bayi tidak mengalami hipotermi. Hipotermi dapat menyebabkan bayi sakit berat bahkan kematian. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan/diselimuti meskipun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Cara mencegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks; meletakkan bayi di tubuh ibu; menyelimuti dan memakaikan topi; dan tidak memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir.
Asuhan Tali Pusat
Asuhan tali pusat dilakukan setelah dua menit segera setelah bayi lahir, lakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat. Hal yang perlu diperhatikan dalam merawat tali pusat adalah sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat; menjaga umbilikus tetap kering dan bersih; tidak boleh membungkus tali pusat dan memberikan bahan apapun di umbilikus; dan lipat popok di bawah umbilikus.
Inisiasi Menyusu Dini
Segera setelah bayi lahir dan telah dilakukan perawatan tali pusat, maka bayi diletakkan secara tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Kontak kulit dilakukan satu jam lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri. Dukungan ayah dan keluarga sangat diperlukan oleh ibu dan bayi. Manfaat menyusu dini adalah: mengurangi 22% kematian bayi umur 28 hari; meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif; merangsang produksi ASI; dan memperkuat refleks menghisap bayi.
Pencegahan Perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan suntikan vitamin K1 1 mg secara intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami sebagian bayi baru lahir.
Pemberian Imunisasi
Imunisasi yang diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1 adalah imunisasi hepatitis B. Manfaat pemberian imunisasi hapatitis B untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama yang ditularkan melalui ibu-bayi.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam) dan saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
Referensi
Anastasia, Ajeng. 2013. Perawatan Bayi Baru Lahir: Bayi Baru Lahir Juga Butuh Perawatan Lho. health.detik.com/read/2013/05/08/080233/2240715/775/bayi-baru-lahir-juga-butuh-perawatan-lho diunduh 3 Januari 2014 pukul 00.41 WIB.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Acuan: Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan. Hlm: 119-138.
Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hlm: 18-29.

Jadwal Kunjungan pada Masa Nifas

Edit Posted by with No comments
Masa nifas (pueperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan uang yaitu untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Berikut ini adalah jadwal kunjungan masa nifas yang dianjurkan: 

1. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:
  • Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 
  • Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk apabila perdarahan berlanjut. 
  • Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 
  • Pemberian ASI awal. 
  • Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. 
  • Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. 
  • Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
  • Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
  • Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal. 
  • Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
  • Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. 
  • Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. 
3. Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
  • Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan) 
4. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
  • Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami. 
  • Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Macam-Macam Abortus

Edit Posted by with No comments
Abortus dibagi menjadi beberapa bagian: 
  1. Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu
  2. Abortus inkomplit adalah abortus yang sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal
  3. Abortus Insipien adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap didalam rahim
  4. Abortus Iminen adalah abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik didalam rahim
  5. Missed Abortion adalah abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan
  6. Abortus Habitualis adalah abortus yang terjadi sebanyak 3 kali berturut-turut atau lebih.
SARAN:
Lakukan pemeriksaan intensif agar bisa membedakan jenis abortus diatas karena penanganannya berbeda-beda. Ada yang memerlukan obat-obatan, istirahat atau kuretase. Untuk memeriksa pasien dengan abortus, dokter biasanya menggunakan bantuan alat doppl
Add caption
er untuk mendeteksi denyut jantung janin dan atau USG untuk menentukan secara langsung keadaan janin apakah masih hidup atau sudah meninggal.

Senin, 07 Desember 2015

Seputar Kehamilan Dari Rambut Sampai Perut

Edit Posted by with No comments
Berkembangnya berbagai mitos seputar kehamilan terkadang menimbulkan kesimpangsiuran. Misalnya saja, wanita hamil tidak boleh membunuh binatang, bila dilanggar hal ini akan berdampak buruk pada janin yang dikandung. Sebenarnya kondisi janin tergantung dari makanan yang dikonsumsi ibu dan faktor lain yang tak kalah pentingnya. Bagi wanita yang sedang mengandung untuk pertama kalinya sebaiknya jangan bingung dengan berbagai mitos yang beredar. Untuk menambah wawasan Anda seputar kehamilan, berikut ini fakta-fakta seputar kehamilan yang mungkin akan Anda alami selama kehamilan atau setelah melahirkan. Rambut tumbuh dengan cepat dan bersinar Kondisi ini seringkali tidak disadari oleh wanita yang sedang hamil, bila diperhatikan Anda akan mendapati rambut yang lebih tebal dan bersinar. Saat hamil rambut tidak akan mengalami kerontokan sehingga volume rambut akan terlihat lebih tebal. Pertumbuhan rambut yang lebih cepat juga memicu bertambahnya volume rambut. Karena itulah, banyak wanita hamil yang memilih memangkas rambutnya hingga pendek agar tidak gerah. Rambut Kembali rontok setelah melahirkan Setelah melahirkan banyak wanita yang akan mengalami kerontokan kembali. Rambut indah yang tebal dan bersinar alami pun tak bisa dinikmati lagi, bahkan ada beberapa wanita yang mengalami kerontokan hebat hingga hampir botak. Kondisi ini wajar dialami paska melahirkan. Jangan khawatir, rambut akan kembali tumbuh secara berangsur-angsur. Kerontokan itu mungkin terjadi karena tubuh Anda mulai beradaptasi lagi setelah melalui proses panjang kehamilan sampai persalinan. Perubahan kondisi kulit Ada dua kemungkinan perubahan kulit selama kehamilan yang bisa terjadi. Bisa jadi kulit menjadi makin halus atau mungkin kulit menjadi berjerawat akibat reaksi hormon kehamilan yang sensitif. Kulit akan normal kembali setelah beberapa bulan paska melahirkan. Terdapat guratan panjang di perut Setelah melahirkan wajar saja bila di perut Anda terlihat guratan vertikal dari pusar ke bawah. Anda tidak perlu merasa khawatir karena kondisi ini wajar dialami wanita paska melahirkan. Meski proses persalinan berlangsung normal tanpa operasi, tetap saja guratan muncul di perut Anda. Perut besar setelah melahirkan Normal saja bila perut Anda melar setelah melahirkan. Selama berbulan-bulan kulit perut merenggang sehingga perut Anda yang semula langsing akan terlihat kendur seusai melahirkan.